TOBA - Perum jasa tirta 1 bersama dengan sejumlah jurnalis di Kabupaten Toba dan Simalungun melakukan penanaman pohon di Lahan Kritis Milik Masyarakat yang juga Daerah Tangkapan Air (DTA) yang berada di Desa Pardamean Sibisa, Kecamatan Ajibata, Kabupaten Toba, Provinsi Sumatera Utara, 21 Desember 2022
“Penanaman sejumlah bibit pohon di Lahan kritis milik masyarakat yang menjadi Daerah Tangkapan Air Danau Toba bertujuan untuk melestarikan lingkungan danau Toba dan menjaga ketersediaan air secara berkelanjutan sekaligus untuk masyarakat, ”ujar Direktur Operasional Perum Jasa Tirta I, Milfan Rantawi
Milfan Rantawi juga menjelaskan, Sebanyak 2.800 batang pohon alpukat dan coklat sudah kita tanam di lahan kritis milik masyarakat dengan total luas tujuh hektare di Kecamatan Ajibata dengan rincian 400 batang per hektare, dan jika nantinya seluruh pohon tersebut berbuah, tentunya akan menambah penghasilan pemilik lahan
Kegiatan penghijauan lahan kritis di Kawasan Danau Toba ini juga ini, merupakan progam pemerintah dan Jasa Tirta I sebagai perusahaan Badan Usah Milik Negara (BUMN) ditugaskan oleh Pemerintah untuk mengelola Wilayah Sungai Toba Asahan dengan menggiatkan kegiatan konservasi penanaman pohon di lahan-lahan yang dianggap kritis, ”sebut Milfan Rantawi
Baca juga:
Maggot Tekan Biaya Pakan
|
“Untuk pemulihan debit air Danau Toba dan mencegah pendangkalan sungai danau, program penghijauan kawasan Danau Toba ini, sudah di laksanakan sejak tahun 2019 di empat Kabupaten kawasan Danau Toba yang meliputi Kabupaten Samosir seluas 500 hektare, Toba 250 hektare, Humbang Hasundutan 100 hektare dan Tapanuli Utara 50 hektare.
Sementara, Kasubdiv Divisi Jasa Air dan Sumber Air (ASA) V/1 Wilayah Hulu Toba-Asahan, Bayu Prahmadya Sakti menambahkan, selain memberikan bibit pohon, Perum jasa tirta 1 juga membiayai perawatan pohon selama tiga tahun, ” sebut Bayu Prahmadya Sakti didampingi Kepala Sub Divisi Humas dan Informasi Publik, Didit Priambodo
Bayu juga menyampaikan, ribuan bibit pohon yang ditanam merupakan bibit pohon buah-buahan yang bernilai ekonomis seperti bibit durian, alpokat, jengkol, aren, makademia, kelengkeng yang terlebih dahulu telah disesuaikan dengan permintaan pemerintah setempat dan pemilik lahan. ( KARMEL )